PARIAMAN, - Anak adalah harapan bangsa. Kalau anak yang dilahirkan kurang gizi dan stunting tentunya ini akan mengganggu masa depan bangsa, karena anak nantinya akan menjadi pemimpin bangsa dimasa depan.
Hal ini dikatakan Walikota Pariaman, Genius Umar saat memberi arahan pada Bimtek Penguatan Kapasitas dan Pengetahuan Kader KB dalam rangka Percepatan Penurunan Angka Stunting di Kota Pariaman Tahun 2022 di Pandopo Rumah Dinas Walikota, Rabu (13/4/2022).
“Keadaan dan kualitas anak sangat penting, kalau dulunya pemerintah menyebut KB itu adalah Keluarga Berencana namun sekarang KB adalah Keluarga Berkualitas. Artinya bapak dan ibunya harus berkualitas dan anak yang dilahirkan nantinya juga berkualitas, ” ulasnya.
Lebih lanjut, Genius Umar juga menyampaikan bahwa Bimtek yang digelar ini merupakan hari kedua yang diikuti sebanyak 342 orang yang terdiri dari 295 kader Bina Keluarga Balita (BKB) dan 47 kader Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA).
Baca juga:
Gubernur Lantik 20 Pejabat RSJ HB Saanin
|
“Kader BKB bertugas menjelaskan kepada orangtua bahwa anak-anak perlu gizi. Asupan gizi dimakan harus sehat yang ada protein yakni ikan, daging, telur dan jamur, sedangkan vitaminnya berasal dari buah-buahan dan juga sayuran. Asupan gizi yang baik ini tentunya akan mendukung tingkat pertumbuhan anak dan juga kecerdasan anak, ” sebutnya.
“Kita tidak menginginkan anak Kota Pariaman terlahir kurus, pendek dan memiliki volume otak kecil, namun kita menginginkan anak Kota Pariaman terlahir sehat dan otaknya cerdas”, tambahnya.
Baca juga:
BPOM Sumbar Uji Sampel Takjil di Pariaman
|
Genius juga menjelaskan bahwa angka stunting Kota Pariaman berada 20, 3 persen di tahun 2021, sedangkan angka stunting nasional berada 27 persen. Maka dari itu, kita targetkan di Tahun 2024 angka stunting Kota Pariaman menjadi 0 persen.
“Cara antisipasinya kita melakukan intervensi bagi anak yang stunting untuk diberikan asupan gizi dengan memberikan makanan tambahan yang sehat”, imbuhnya.
Selain itu, Genius juga meminta kepada DP3AKB membuat Unit Reaksi Cepat (URC) penanggulangan stunting di setiap desa dan sampai ke tingkat kota.
“Kepada kader BKB, kader UPPKA dan bidan desa berperan aktif dan dibantu kepala desa untuk mengecek dan memantau ibu hamil apakah asupan makanan yang dikonsumsi sehat, melakukan pola hidup sehat, dan memantau tahapan bulanan ibu hamil. Kalau ini dilakukan, kita akan bisa mencapai target angka stunting Kota Pariaman menjadi 0 persen”, tutupnya mengakhiri. (**)